Article

Program Doktoral IP Trisakti melakukan Kunjungan Lapangan dalam rangka penugasan Mata Kuliah Wisata Budaya dan Heritage bagi Mahasiswa S3 TA. 2022/2023 yang dilaksanakan pada 23-24 Juni 2023 di Kabupaten Tasikmalaya dengan dosen pengampu mata kuliah tersebut adalah Dr. Nurbaeti, MM dan Dr. Jajang Gunawijaya yang diikuti oleh 8 mahasiswa Program Doktoral Pariwisata IP Trisakti yaitu; Derizal, Flavina Maria Olivia Lasut, Dina Mayasari Soeswoyo, Yudhiet Fajar Dewantara, Rahmat Indra Pratama Anom, Moch. Achmadi, dan Purwanti Dyah Pramanik.

Tujuan dari pelaksanaan kegiatan ini adalah:

  1. Sebagai bentuk tugas akhir semester yang dibebankan kepada Mahasiswa dengan luaran berupa tulisan ilmiah dengan target di submit pada jurnal nasional/internasional.
  2. Pengayaan wawasan dan studi awal rencana disertasi Mahasiswa terhadap Wisata Budaya dan Heritage di Situs Karangkamulyan dan Kampung Naga.

Kunjungan pada hari pertama yaitu ke Situs Karangkamulyan yang merupakan situs arkeologi yang terletak di Desa Karangkamulyan, Cijeungjing, Ciamis, Jawa Barat. Situs ini merupakan peninggalan dari zaman Kerajaan Galuh. Lokasinya berada di jalan poros Ciamis-Banjar dengan luas 25,5 hektar. Situs ini bercorak Hindu-Sunda. Di dalam Situs Karangkamulyan terdapat 9 peninggalan arkeologi yaitu Batu Pangcalikan, Panyabungan Hayam, Sanghyang Bedil, lambing peribadatan, Cikahuripan, Panyandaan, Pamangkonan, Makam Adipati Panaekan, dan tumpukan batu Sri Begawat Pohaci. Luas lahan Batu Pangcalikan adalah 25 m² dengan pagar pembatas dari batu setinggi 60 cm dan selebar 80 cm. Situs Karangkamulyan berada di dalam kawasan hutan lindung dan di antara pertemuan sungai Cimuntur dan Citanduy. Di dalam situs tersebut juga terdapat mata air yang bernama Cikahuripan yang menjadi tempat mandi para putri raja dari Kerajaan Galuh. Mata air tersebut menjadi tempat bagi wisatawan yang datang untuk mandi atau meminum air tersebut, konon air tersebut membawa berkah.

Pada hari kedua, Rombongan berkunjung ke Kampung Naga, di Kampung Naga seluruh rombongan melakukan kegiatan trekking menuruni 440 anak tangga untuk mencapai area perkampungan. Kampung Naga merupakan sebuah kampung adat Sunda yang berlokasi di Desa Neglasari, Kecamatan Salawu, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, tepatnya berada di pinggiran Sungai Ciwulan dan di antara lembah yang subur di perbukitan Neglasari. Kampung Naga sendiri merupakan salah satu kampung adat yang masih menerapkan prinsip ketradisionalan yang kuat.

Menurut Ade Suherlin selaku Kepala Adat Kampung Naga, masyarakat di sini merupakan keturunan suku Sunda asli. Ade Suherlin juga menjelaskan bahwa seluruh masyarakat Kampung Naga masih sangat patuh terhadap pesan leluhur mereka, mulai dari soal kesederhanaan, hidup rukun dengan memegang teguh adat tradisi dalam menjaga alam, termasuk soal hubungannya dengan lingkungan sekitar pemberi kehidupan. Kepala adat tersebut juga menuturkan bahwa adat di Kampung Naga memiliki pengaruh yang cukup kuat dengan agama Islam, instrumentasi dalam kesenian musik seperti Terbang Gembrung dapat dimainkan oleh banyak orang yang selalu ditampilkan pada saat hari-hari besar Islam seperti Idul Fitri, Idul Adha, Ramadhan, maupun Maulid Nabi.

Visited 21 times, 1 visit(s) today