Institut Pariwisata Trisakti kembali menggelar Internship Expo, Dekatkan Mahasiswa dengan Industri Ternama

JAKARTA – Institut Pariwisata Trisakti kembali menggelar Internship Expo di kampus Tanah Kusir, Jakarta, pada 21-23 April 2025. Kegiatan Internship Expo ini menyasar 309 mahasiswa semester 3 dan 5 itu diikuti 60 industri pariwisata seperti perhotelan, travel agents, Destinasi Wisata (Theme Park), MICE, industri kreatif, F&B (food and beverage), dan industri lainnya yang bergerak di bidang digital pariwisata.

“Kata internship di sini tak sekadar nama, tetapi bisa menjadi awal bagi mahasiswa membangun karir di masa depan,” kata Wakil Rektor IP Trisakti Bidang Pemasaran, Kerjasama, Job Arragement System dan Alumni, Novita Widyastuti di sela kegiatan, Senin (21/4/25).

Dalam kesempatan yang sama, Rektor IP Trisakti Fetty Asmaniati melakukan penandatangan Memorandum of Agreement (MoA) dengan Ketua Umum DPP Indonesia Tour Leader Association (ITLA), Robert A Moningka.

 

Penandatanganan serupa juga dilakukan dengan PT.  Kerry Ingradient Indonesia, produsen sirup Davinci, yang diwakilkan oleh Country Manager PT. Kerry Ingradient Indonesia, Nancy Wangsa. Selain itu, pada berlangsungnya kegiatan tersebut juga dilakukan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) dengan beberapa mitra kerjasama lain di antaranya, Archipelago International, PT Mahakarya Boga Indonesia/T3 Premium Tea , PT. KAI Wisata
,Hom Kulinari Jaya, JNE dan AEON Mall.

Novita menjelaskan, IPT Internship Expo digelar 2 kali dalam satu tahun untuk membantu mahasiswa mengembangkan karirnya di masa depan. Karena selama proses magang selama 6 bulan di industri, setiap 10 mahasiswa akan dibimbing oleh satu orang dosen.

“Mahasiswa tidak dilepas begitu saja selama magang di industri. Mereka dapat bimbingan dari dosen. Satu kelompok yang terdiri 10 mahasiswa akan didampingi 1 dosen,” tuturnya.

Lewat pembimbingan itu, lanjut Novita, kampus jadi lebih mudah dalam melihat perkembangan keterampilan mahasiswa selama berlatih di industri. Nantinya, evaluasi itu akan ditingkatkan saat mahasiswa semester 3 ikut magang ke dua di semester 5.

“Kegiatan magang di kampus IP Trisakti berlangsung 2 kali, yaitu di semester 3 dan semester 5. Kesempatan magang dua kali ini bantu mahasiswa tingkatkan keterampilannya, agar siap kerja,” kata Novita menegaskan.

Ditambahkan, kegiatan Internship Expo dilakukan selama tiga hari, akibat banyaknya industri yang berpartisipasi. Setiap hari, ada 22 industri yang melakukan presentasi kepada mahasiswa. Sehingga total ada 66 industri.

“Setelah pemaparan, mahasiswa bisa memilih tempat magangnya. Jika kuotanya berlebih, maka industri yang akan menyeleksi sesuai dengan kriteria yang dibutuhkan,” ujar Novita seraya menambahkan program magang ini akan dimulai pada Agustus-September 2025.

Ditanya industri mitra dalam program magang, Novita menyebut, sebagian besar masih perhotelan yang memiliki jaringan baik di dalam maupun luar negeri. Selain itu, penawaran datang dari Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Damai Indah Golf, Cimory Dairyland, Sea World Bintaro Exchange Mall dan Aviary Park.

“Saya lihat antusias mahasiswa mengikuti program ini cukup baik. Karena masing-masing program studi memiliki keunikan. Kita sesuaikan dengan industri yang akan mereka masuki lebih dalam,” kata.

Disinggung apakah ada target keterampilan tertentu yang harus dikuasi mahasiswa setelah magang, Novita mengatakan, target keterampilan yang akan diraih disesuaikan dengan perkuliahan yang dijalani.

“Sebelum magang, mahasiswa sudah punya basic knowledge. Merujuk pada keterampilan dasar itulah target yang akan diraih,” ucapnya.

Novita mencontohkan, mahasiswa yang suka bekerja di front office harus memiliki pengetahuan tentang bidang kerja yang akan digeluti tersebut.

“Setelah magang, mahasiswa tertarik di HR Departemen, pada magang kedua bisa melamar ke ‘back office’. Kesempatan magang ini harus dimanfaatkan sebaik-baiknya,” ucapnya.

Dalam kesempatan yang sama, Ketua Umum DPP ITLA, Robert A Moningka mengaku bangga dapat berkolaborasi dengan IP Trisakti, dalam meningkatkan kompetensi SDM Pariwisata Indonesia, terutama di bidang pemimpin perjalanan wisata (tour leader).

“Selama ini dunia pendidikan kita terlihat jalan sendiri, begitu pun industri dan asosiasi profesinya. Padahal jika sektor ini berkolaborasi, hasilnya akan luar biasa,” tutur Robert.

Ia menilai pentingnya konsep link & match kembali diperkuat agar lulusan perguruan tinggi dapat memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan industri. “Apalagi jika SDM kita harus bersaing di level internasional, masih terlalu berat,” ujarnya.

Terkait kerja sama, Robert menjelaskan, pihaknya akan memberi masukan secara rutin atas kompetensi lulusan yang dibutuhkan di dunia kerja. Sehingga lulusan IP Trisakti dapat mudah terserap di dunia kerja.

“Kajian praktis ada di kami, tetapi kajian akademik ada di kampus,” ucap Robert menandaskan.

Visited 13 times, 13 visit(s) today
Facebook
Twitter
LinkedIn
WhatsApp
Pinterest

Leave a Reply