[vc_row][vc_column width=”3/4″ el_class=”vc_sidebar_position_right” offset=”vc_col-lg-9 vc_col-md-9 vc_col-sm-12″][stm_post_info css=”.vc_custom_1437111129257{margin-bottom: 0px !important;}”][vc_custom_heading text=” SIBERUT, KABUPATEN KEPULAUAN MENTAWAI DI STP TRISAKTI” font_container=”tag:h3|text_align:left” use_theme_fonts=”yes”][vc_column_text]
Kamis, 24 Januari 2019,
Salah satu program pengembangan destinasi wisata berbasis masyarakat yang berkaitan dengan hibah Sekolah Tinggi Pariwisata Trisakti kerjasama TFCA (Tropical Forest Conservation Action) Sumatra untuk mengembangkan potensi ekowisata di satu kawasan terpilih. Berdasarkan hasil survey lokasi, terpilih Kawasan Taman Nasional Siberut dan daerah penyangga sekitarnya untuk dibantu dalam pengembangan ekowisatanya di Kawasan Siberut selatan Kabupaten Kepulauan Mentawai, Sumbar.
Rencana pengembangan ekowisata di suatu kawasan hanya bisa terlaksana bila ada dukungan dan informasi akurat dari pihak-pihak terkait. Pihak-pihak terkait yang diharapkan bersinergi dan berkolaborasi sesuai prinsip pentahelix adalah bidang akademisi, bisnis, komunitas, pemerintah, dan media. Oleh karena itu FGD ini dilaksanakan untuk menggali informasi dan memperoleh masukan dari para narasumber mengenai rencana pengembangan ekowisata.
Acara tersebut dibuka secara langsung oleh Dr Bimo Prakoso, MPA,. MSc ( Ketum Yayasan Trisakti) sekaligus menyampaikan bahwa Sekolah Tinggi maupun Institut Transportasi dan Logistrik Trisakti dibawah Yayasan Trisakti yang semuanya terbaik dengan Akreditasi A, dan ITL Trisakti merupakan Institut Transportasi dan Logistik satu-satunya di Indonesia dan STP Trisakti juga Sekolah Tinggi Pariwisata terbaik di Indonesia, ini semua berkat kerjasama Tim Work yang kuat seluruh civitas akademikanya, untuk itu kerjasama STP Trisakti bersama TFCA dan Pemda Kabupaten Kepulauan Mentawai ini sangat baik dan harus ditingkatkan karena Ekowisata di Kawasan Siberut Kabupaten Kepulauan Mentawai merupakan aset yang luar biasa milik bangsa Indonesia bahkan dunia internasional dengan banyaknya flora dan faunanya, bahkan sebagai pusat penelitian keanekaragaman hayati di dunia, untuk itu kelestarian hayati juga harus diprioritaskan agar tidak rusak untuk kepentingan lain.
[/vc_column_text][vc_row_inner][vc_column_inner][/vc_column_inner][/vc_row_inner][stm_post_author][stm_post_comments][/vc_column][vc_column width=”1/4″ offset=”vc_hidden-sm vc_hidden-xs”][vc_widget_sidebar sidebar_id=”default” el_class=”sidebar-area-right sidebar-area”][stm_post_tags][/vc_column][/vc_row]