FGD Hasil Laporan Akhir Evaluasi : Institut Pariwisata Trisakti Bersama Kemendesa PDTT Dorong Pengembangan Desa Wisata Berkelanjutan

JAKARTA – Institut Pariwisata Trisakti semakin memperkuat kolaborasinya dengan Kementerian Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal (Kemendesa PDTT) dalam upaya pengembangan desa wisata yang berkelanjutan. Dengan jumlah desa yang meningkat signifikan dalam 10 tahun terakhir—dari sekitar 75 ribu desa pada tahun 2010 menjadi 83.971 desa di tahun 2023—tantangan untuk mengembangkan pedesaan sebagai pusat ekonomi menjadi lebih relevan. Kolaborasi ini bertujuan mendorong desa-desa untuk berkembang secara mandiri, serta menarik minat masyarakat agar tidak hanya bergantung pada kota sebagai sumber ekonomi. (Senin, 04/11/2024)

Dalam Forum Group Discussion (FGD) bertajuk “Evaluasi Manfaat dan Dampak Bantuan Sarana dan Prasarana Desa dan Perdesaan” yang digelar di Institut Pariwisata Trisakti, Dr. Occy Bonanza, SP, MT, menegaskan bahwa desa merupakan benteng pertahanan terakhir yang harus dipertahankan. “Kami ingin masyarakat desa bangga dengan desanya melalui pengembangan desa wisata, yang bisa meningkatkan nilai tambah dan kesejahteraan masyarakat,” ungkap Dr. Occy. Ia menyoroti pentingnya konsep Eco Rural Tourism—yang berfokus pada keunikan, potensi, dan budaya desa—agar wisata desa tetap menarik dan berkelanjutan.

Menurut Dr. Occy, konsep Eco Rural Tourism mencakup tujuh elemen utama, antara lain sosial budaya, konservasi lingkungan, dan ekologi lanskap. Sebagai dosen di SV IPB, ia menjelaskan bahwa konsep ini memiliki 49 kriteria dan 343 indikator yang bisa digunakan untuk mengevaluasi prioritas pengembangan di setiap desa.

Turut hadir pula Bapak Chotibul Umam, M.Pd., M.Par, sebagai narasumber dalam FGD tersebut, menambah wawasan dan perspektif pengembangan pariwisata desa dari sudut pandang akademik.

Prof. Dr. Willy Arafah, DBA, Direktur Pusat Kajian Pariwisata, juga mengapresiasi dukungan Kemendesa PDTT dalam mewujudkan desa sebagai ujung tombak ketahanan bangsa. “Seperti yang diungkapkan Presiden Prabowo Subianto, desa adalah kunci ketahanan pangan bangsa. Infrastruktur desa yang baik menjadi penopang penting agar desa dapat berkembang secara optimal,” jelas Prof. Willy.

Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan, Bapak Agus Riyadi, M.Sc., Ph.D, turut menyampaikan terima kasih kepada Kemendesa PDTT atas kepercayaannya terhadap Institut Pariwisata Trisakti untuk mendukung pembangunan pariwisata pedesaan. Diskusi ini, katanya, diharapkan mampu memberikan kontribusi nyata bagi pembangunan desa yang berkelanjutan.

Mewakili Direktorat Pembangunan Sarana dan Prasarana Desa dan Pedesaan, Ibu Helmiati SH, M.Si., memaparkan bahwa bantuan sarana dan prasarana telah diberikan kepada 554 desa di 32 provinsi sejak 2017 hingga 2024. Bantuan ini bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan, membuka lapangan kerja, serta menekan angka kemiskinan di pedesaan. Program ini juga menerapkan skema pentahelix, melibatkan kolaborasi pemerintah, masyarakat, sektor swasta, akademisi, komunitas, dan media.

Data terkait bantuan ini dikumpulkan melalui survei online dan kunjungan langsung ke beberapa desa sampel. “Kami berharap kajian ini dapat menjadi alat ukur dalam menilai efektivitas bantuan sekaligus memberikan rekomendasi untuk pengembangan desa di masa depan,” ujar Ibu Helmiati.

Dalam sesi FGD ini, Kepala Program Studi Sarjana Pariwisata IPT, Bapak Dr. Arief Faizal Rachman, ST., MT, yang juga berperan sebagai tenaga ahli dalam kajian ini, turut mempresentasikan laporan hasil survei yang dilakukan di beberapa desa, memberikan wawasan penting bagi pengembangan desa wisata di Indonesia

Visited 42 times, 1 visit(s) today
Facebook
Twitter
LinkedIn
WhatsApp
Pinterest

Leave a Reply