[vc_row][vc_column width=”3/4″ el_class=”vc_sidebar_position_right” offset=”vc_col-lg-9 vc_col-md-9 vc_col-sm-12″][stm_post_info css=”.vc_custom_1437111129257{margin-bottom: 0px !important;}”][vc_custom_heading text=”Kegiatan Peningkatan Kapasitas dan Pemberdayaan Masyarakat Di Desa Sungsang IV, Banyuasin II, Sumatera Selatan” font_container=”tag:h3|text_align:left” use_theme_fonts=”yes”][vc_column_text]
Yayasan Belantara bekerja sama dengan Sekolah Tinggi Pariwisata Trisakti, melakukan Peningkatan Kapasitas Pemberdayaan Masyarakat kepada kelompok wanita nelayan dan PKK untuk Dusun Sei Sembilang dan Desa Sungsang IV, Kabupaten Banyuasin II, Sumatera Selatan.
Kegiatan Peningkatan Kapasitas dan Pemberdayaan Masyarakat di dua tempat ini dilaksanakan mulai tanggal 17 – 28 Juli 2018 . Pada kesempatan ini, tim dari Sekolah Tinggi Pariwisata Trisakti dibagi menjadi dua kelompok, yakni kelompok I terdiri dari 3 orang yakni Bapak M. Husen Hutagalung, Ibu Novita W.S, dan sdr. Adam Rachmatullah mengawali perjalanan dan melakukan Focus Group Diskusi (FGD) terlebih dahulu di dua tempat yang berbeda yakni Dusun Sei Sembilang dan Desa Sungsang IV, Banyuasin II, Sumatera Selatan. Fokus Grup Diskusi ini tujuannya adalah mengetahui dan menggali potensi hasil tangkapan nelayan serta bagaimana pengolahan produk hasil olahan nelayan tersebut. Disisi lain pada kegiatan FGD ini kelompok I memberikan penyuluhan dalam membangun karakter masyarakat pesisir khususnya nelayan dan wanita nelayan terhadap pengembangan potensi daerahnya. Kemudian memberikan penyuluhan mengenai bagaimana pengembangan potensi desa agar dapat berkembang menjadi desa wisata berbasis Ekowisata. Antusias warga terlihat sangat positif dalam menyambut rencana pengembangan dan peningkatan kapasitas masyarakat Desa Sungsang IV menjadi desa wisata berbasis Ekowisata termasuk dalam pengembangan produk olehan hasil tangkapan nelayan.
Dusun Sei Sembilang dan Desa Sungsang IV berada di ekosistem Taman Nasional Berbak Sembilang yang diketahui masih memiliki ekosistem hutan yang asri serta perkembangan habitat harimau sumatera, gajah, dan menjadi tempat burung bermigrasi dari Siberia. Taman Nasional Berbak Sembilang masuk dalam cagar biosfer baru ke United Nations Educational, Scientific dan Cultural Organizational (UNESCO). Dalam kegiatan ini diharapkan desa yang berdekatan dengan cagar budaya biosfer diberikan pendampingan, agar dapat mengembangkan desanya, hal ini sesuai dengan harapan dari Direktur Jenderal (Dirjen) Konservasi Sumber Daya Alam (KSDA) dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Wiratno.
Sejalan dengan program pemerintah itulah, kami tim dari Sekolah Tinggi Pariwisata Trisakti yang didukung oleh Yayasan Belantara melakukan Kegiatan Peningkatan Kapasitas dan Pemberdayaan Masyarakat Nelayandi Desa Sungsang IV, Banyuasin II, Sumatera Selatan. Hal ini pula sesuai dengan pernyataan Gubernur Sumsel, Alex Noerdin pada tanggal 07 Mei 2018 lalu pernah mengatakan bahwa Kawasan sungsang Kabupaten Banyuasin, harus menjadi desa wisata produksi hasil laut. Karena Kawasan tersebut berdekatan dengan tanjung api-api dan Kawasan Ekonomi Eksklusif (KEK), hingga akan lebih maju dan sejahtera. Saat ini seluruh masyarakat Desa Sungsang yang telah berpartisipasi membangun dan memajukan Kabupaten Banyuasin, serta selalu mendukung program-program Pemerintah Provinsi Sumsel (Pemprov Sumsel).
Penulis: Novita Widyastuti S., M.Si.Par
[/vc_column_text][vc_row_inner][vc_column_inner][/vc_column_inner][/vc_row_inner][stm_post_author][stm_post_comments][/vc_column][vc_column width=”1/4″ offset=”vc_hidden-sm vc_hidden-xs”][vc_widget_sidebar sidebar_id=”default” el_class=”sidebar-area-right sidebar-area”][stm_post_tags][/vc_column][/vc_row]