Jakarta – 14/11/25, Suasana hangat dan antusias mewarnai kampus Institut Pariwisata (IP) Trisakti, saat dua chef ternama asal Polandia, yaitu Mauriusz Olechno dan Marcyn Budinek menggelar demo masak bertema kuliner Eropa Timur,.
Kegiatan tersebut menjadi bagian dari workshop gastronomi Indonesia-Polandia yang diinisiasi Kedutaan Besar Republik Polandia di Indonesia. Hadir dalam kesempatan itu, Head of Polish Trade & Investment Agency (PAIH), Mr Cezary Filipek.
Ketua Program Studi Pengelolaan Perhotelan IP Trisakti, Dr. Robiatul Adawiyah dalam sambutannya mengatakan, kehadiran dua chef tamu tersebut sebagai kesempatan langka bagi mahasiswa untuk belajar langsung dari praktisi kuliner internasional.

“Kami merasa terhormat dapat bermitra dengan Kedutaan Besar Polandia. Ini bukan hanya tentang pembelajaran teknik memasak, tetapi juga menjadi langkah strategis IP Trisakti dalam memperluas jejaring global,” ujarnya.
Head of Polish Trade & Investment Agency (PAIH), Mr. Cezary Filipek dalam sambutannya membagikan kisah inspiratif perjalanan kariernya.
“Saya juga memulai karier dari sekolah pariwisata seperti kalian. Dari sana, jalannya kemudian terbuka ke mana saja, bisa ke hotel, industri turisme, bahkan jadi presiden. Semuanya mungkin,” kata Cezary yang disambut tepuk tangan mahasiswa.

Ia mengajak mahasiswa untuk memperkaya pengalaman lewat perjalanan dan interaksi lintas budaya. “Semakin banyak Anda melihat dunia, semakin bijak. Pergilah ke berbagai daerah, bahkan ke luar negeri, dan jadilah teman bagi dunia,” ucapnya.
Cezary juga memperkenalkan Poland Festival, sebuah program budaya dan inovasi yang telah berjalan sejak 2019 untuk menghubungkan Polandia dan Indonesia melalui sektor industri, makanan, teknologi, perjalanan, inovasi digital, hingga AI.
“Tahun ini, Festival Polandia digelar perdana di kampus IP Trisakti. Kami senang berada di sini. Kedua chef yang datang bukan chef biasa, mereka pernah memasak untuk tokoh-tokoh penting seperti Sultan Brunei Darussalam, dan pejabat Malaysia di Kuala Lumpur,” ungkapnya.
Dalam wawancara khusus, Robiatul Adawiyah menjelaskan, workshop kuliner dengan Polandia merupakan langkah awal menuju kolaborasi akademik yang lebih besar.
“Pihak Kedutaan Polandia juga menawarkan peluang membuat program joint degree, double degree, beasiswa, hingga internship dengan kampus di Poland bagi mahasiswa IP Trisakti,” pungkasnya.
Ditanya peluang kuliner dipromosikan seperti halnya Polandia, Robiatul menilai kuliner Indonesia memiliki potensi global yang sangat besar, tetapi masih terkendala promosi yang tidak konsisten.
“Kuliner Indonesia kaya, tapi kurang fokus dalam promosi. Makanan apa yang akan ditonjolkan, seperti halnya Kimchi untuk Korea, Pho untuk Vietnam atau Tom Yam untuk Thailand. Banyak ikon kita diambil negara lain. Ini PR besar,” katanya.
Robiatul menyayangkan minimnya pemahaman generasi muda atas kuliner lokal yang seharusnya menjadi fondasi.
“Anak sekarang jago masakan asing, seperti pasta atau Korean food, tetapi saat diminta membuat soto, kesulitan. Perlu diperkenalkan lebih dalam lagi seputar bumbu dapur Indonesia,” ujarnya.
Selain rasa dan teknik, Robiatul juga mengingatkan tantangan sanitasi kuliner Indonesia yang sering membuat wisatawan ragu mencoba street food. “Banyak makanan enak, tapi masalah higienitas masih jadi catatan. Ini perlu dibenahi agar kuliner kita semakin mendunia.”
Soal rencana kedepan, Robiatul mengatakan, IP Trisakti berencana akan memperluas kerja sama bidang pendidikan dengan lebih banyak negara di Eropa.
“Kami berharap ada ‘reverse collaboration’ berupa promosi kuliner Indonesia di Polandia, lewat dukungan dari Kementerian Ekonomi Kreatif atau dari pemerintah Polandia,” kata Robiatul Adawiyah menandaskan.
Pada sesi akhir acara, Dr. Novita Widyastuti, S.ST.Par, M.Si.Par., menyerahkan sertifikat sebagai bentuk apresiasi bagi para narasumber yang telah memberikan ilmu kepada para mahasiswa yang hadir dalam kesempatan menarik tersebut. Berlangsungnya kegiatan ini diharapkan dapat menambah wawasan mahasiswa khususnya cita rasa kuliner internasional dan dapat membawa kuliner Indonesia ke kancah global.




