[vc_row][vc_column width=”3/4″ el_class=”vc_sidebar_position_right” offset=”vc_col-lg-9 vc_col-md-9 vc_col-sm-12″][stm_post_info css=”.vc_custom_1437111129257{margin-bottom: 0px !important;}”][vc_custom_heading text=”STP Trisakti Gelar Upacara Peringatan HUT ke-74 RI” font_container=”tag:h3|text_align:left” use_theme_fonts=”yes”][vc_column_text]
Sekolah Tinggi Pariwisata (STP) Trisakti melakukan upacara Peringatan HUT RI ke-74 yang dipimpin oleh Waket I Bapak Djoni Wibowo, SE.MM. Dalam sambutannya beliau mengatakan
Sesuai dengan Tema peringatan Hari Ulang Tahun ke-74 Republik Indonesia tahun 2019 ini adalah “SDM Unggul, Indonesia Maju” bermakna bahwa pembangunan SDM yang unggul akan sangat mendukung kemajuan Indonesia dan menjadi kunci keberhasilan dan kesuksesan masa depan Indonesia. Perguruan Tinggi harus tampil sebagai garda terdepan dalam mencetak SDM yang unggul dan kompetitif di masa datang. Salah satu yang dapat dilakukan adalah meningkatkan kualitas SDM perguruan tinggi, serta menyiapkan diri untuk beradaptasi sehingga dapat mencapai keberhasilan dalam membangun bangsa.
Pada rangkaian kegiatan HUT RI ini, STP Trisakti juga menggelar lomba menghias tumpeng untuk memeriahkan Hari Kemerdekaan Indonesia. Lomba yang menjadi tradisi mengandung arti yang mendalam yaitu kebersamaan dan syukur atas kemerdekaan yang telah dicapai. Kebersamaan yang dibangun antara mahasiswa, staf pengajar, karyawan dan masyarakat sekitar. Dan pada akhirnya tumpeng yang diperlombakan akan disajikan dan dinikmati bersama-sama.
Sebanyak 19 peserta yang datang dari berbagai kalangan mulai dari mahasiswa, dosen, karyawan hingga masyarakat sekitar kampus. Jurinya berasal dari kampus yang memiliki keahlian yang mumpuni. Terpilih sebagai juara pertama adalah tumpeng buatan istri dari supir kampus, Sumiyati. Posisi kedua diraih seorang warga sekitar kampus bernama Cici dan posisi ketiga oleh civitas akademika STP Trisakti, Martiningsih.
Dalam kesempatan yang sama, beberapa mahasiswa ditanya mengenai makna kemerdekaan. Menurut Jovanka Ruth Veronina, mahasiswa semester satu dari kelas internasional, kemerdekaan berpendapat yang terjadi saat ini jangan sampai kebablasan. Karena setiap orang memiliki hak asasi manusia yang sama.
Kita, sebagai generasi muda harus bisa menjaga kemerdekaan ini. Karena kita tidak tahu bagaimana para pendahulu berjuang dalam meraih kemerdekaan. Kita boleh berbeda-beda tetapi tidak boleh terpecah belah, ujarnya.
Hal senada dikemukakan Joseph Loogman Tjahja, Lie Shu Mei, Albert Samuel dan Benedictus Dimas Adverta. Mahasiswa harus memiliki integritas dalam bermasyarakat. Sehingga Indonesia bisa dihargai dalam pergaulan dunia.
Meski kita memiliki kebebasan dalam menyatakan pendapat, lakukan hal itu secara bertanggung jawab. Dan jangan lupa, integritas sebagai bangsa Indonesia yang menjunjung tinggi nilai-nilai Pancasila, Benecditus menandaskan. (**trd)
[/vc_column_text][vc_row_inner][vc_column_inner width=”1/3″][vc_btn title=”Galeri Foto” color=”warning” css_animation=”fadeInUp” link=”url:https%3A%2F%2Fdrive.google.com%2Fdrive%2Ffolders%2F14pmc4QpXrBurnGXVwxUSPDte3yYG-x52%3Fusp%3Dsharing|title:Lihat%20Galeri%20Foto|target:%20_blank|”][/vc_column_inner][vc_column_inner width=”1/3″][/vc_column_inner][vc_column_inner width=”1/3″][/vc_column_inner][/vc_row_inner][stm_post_author][stm_post_comments][/vc_column][vc_column width=”1/4″ offset=”vc_hidden-sm vc_hidden-xs”][vc_widget_sidebar sidebar_id=”default” el_class=”sidebar-area-right sidebar-area”][stm_post_tags][/vc_column][/vc_row]