Menyongsong diberlakukannya ekonomi pasar bebas dimana kompetisi dan globalisasi menjadi ciri utama, maka tuntutan tersedianya Sumber Daya Manusia (SDM) dengan daya saing tinggi menjadi satu keharusan. Basis keunggulan bersaing telah mengalami perubahan dari pendekatan konvensional ke pendekatan kontemporer, yakni berbasis pengetahuan (knowledge based assets intellectual capital), seperti kreativitas, inovasi, pembelajaran organisasi, dan kapabilitas strategik.
Peran sumber daya manusia (SDM) sangat diperlukan untuk mengadopsi segala perubahan yang terjadi, hal ini menjadi penting apabila disuatu daerah telah terjadi pengembangan menjadi industri wisata. Sesuai pasal 2 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 11 tahun 2009 Tentang Kesejahteraan Sosial, dimana adanya kemanfaatan kemitraaan dan profesional dalam rangka mensejahterakan masyarakat secara berkelanjutan dan sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 2011 Tentang Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Nasional Tahun 2010 – 2025, dimana perlu pemanfaatan sumber daya lokal di lingkungan industri pariwisata. Maka perlunya pemberdayaan masyarakat desa di lingkungan yang telah berkembang agar mendapat kesempatan dalam pemanfaatan sumbe daya manusia pada sektor tenaga kerja di industri yang bertumbuh dilingkungan desa mereka.
Berdasarkan Lampiran II Permendagri No. 39 Tahun 2015 Tentang Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan, telah diuraikan bahwa Provinsi Jawa Barat terdiri dari 18 kabupaten, 9 kota, 626 kecamatan, 641 kelurahan dan 5.319 desa. Dengan jumlah desa seperti tersebut di atas, Provinsi Jawa Barat berada pada peringkat ke 5 sebagai Provinsi Dengan Jumlah Desa Terbanyak” di bawah 4 provinsi lainnya yaitu Jawa Tengah sebanyak7.809 desa, Jawa Timur sebanyak 7.723 desa, Aceh sebanyak 6.474 desa, dan Sumatera Utara sebanyak 5.389 desa.
Di Provinsi Jawa Barat, Kabupaten Garut menempati peringkat ke 1 sebagai “Kabupaten /Kota Dengan Jumlah Desa Terbanyak di Provinsi Jawa Barat” dengan jumlah sebanyak 421 desa, diikuti Kabupaten Bogor sebanyak 417 desa, Kabupaten Cirebon sebanyak 412 desa, Kabupaten Sukabumi sebanyak 381 desa, Sebanyak 40 persen desa di Jawa Barat masih belum mandiri. Akibatnya, bantuan dari pemerintah bagi desa tidak berjalan secara berkelanjutan, dimana Menurut Undang-Undang Nonmor 6 Tahun 2014 Tentang Desa pada pasal 72 ayat (4), tiap desa akan dapat kucuran dana dari APBN sekitar Rp., 1.4 Miliar setahun, Besarnnya tergantung kondisi geografis, jumlah penduduk, dan angka kemiskinan. Diperlukan pendampingan dari fasilitator secara kontinyu untuk menjamin keberhasilan program pembangunan desa (Pikiran Rakyat, 2014, diunduh tanggal 8 Maret 2017). Desa Mandiri itu mencerminkan kemauan masyarakat Desa yang kuat untuk maju, dihasilkannya produk/karya Desa yang membanggakan dan kemampuan Desa dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhannya.
Dari 40 persen desa yang belum mandiri tersebut, tersebutlah desa Pasir Angin yang terletak di sebelah Barat Kecamatan Mega Mendung Jawa Barat. Lokasi wilayah ini dapat dilihat gambar 1. Berdekatan dengan Desa Pasir Angin telah bertebaran banyak hotel dan destinasi wisata. Hotel-hotel yang telah dibangun di sekitar Desa Pasir Angin, adalah: Rizen Kedaton Hotel, Gunung Geulis Cottages, Royal Tulip Gunung Geulis Resort and Golf, D Agape Meeting & Conference, Resort Prima Cipayung destinasi wisata yang terdapat di sekitar Desa Pasir Angin adalah Air Terjun Curug Panjang, Theme Park, serta berbagai rumah makan.
Namun, dengan jumlah penduduk total 846 orang*, sebahagian besar pekerjaan mereka adalah petani dan buruh dan hanya berpendidikan SD dan SMP, menjadi suatu hambatan untuk dapat bersaing hidup dilingkungan bisnis pariwisata yang mengelilingi desa tersebut. Dan warga dengan usia 17-25 tahun* sebagai generasi muda sebanyak 101 orang*, berpendidikan SMP 63.6%* dan SMA 18.2%*, sehingga melalui program Pengabdian kepada Masyarakat FGD WELFARE STP Trisakti yang terdiri dari 7 para dosen, berusaha memberikan penyuluhan baik berupa UU tentang pedesaan, pelatihan untuk meningkatkan kemandirian warga usia dewasa melalui program pembuatan produk panganan dari bahan baku yang dihasilkan desa yang bersangkutan dan program pengenalan dunia kerja industri pariwisata, dengan harapan ikut dapat mempersiapkan Desa Pasir Angin menjadi desa mandiri yang warganya kelak mendapatkan kesempatan dalam bisnis pariwisata yang tengah berkembang di sekitar desa mereka, sehingga warga Desa tidak hanya menjadi penonton.
*sumber data primer tahun 2016-2017.
Ditulis oleh Lestari Ningrum (Dosen STP Trisakti)