Jakarta, 5 Juli 2025 — Institut Pariwisata Trisakti bekerja sama dengan Trisakti School of Management menyelenggarakan kegiatan pengabdian kepada masyarakat bertajuk “Pelatihan Pembuatan Kue bagi Komunitas Gereja Sanbarto” pada Sabtu, 5 Juli 2025. Kegiatan ini dilaksanakan di Kampus Institut Pariwisata Trisakti dan diselenggarakan oleh Unit Pusat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (P3M), dengan peserta berasal dari komunitas Gereja Katolik St. Bartolomeus (Sanbarto), Taman Galaxi, Bekasi.
Kegiatan diawali sambutan oleh Dr. Nurbaeti, MM, selaku Wakil Rektor II Institut Pariwisata Trisakti. Dalam sambutannya, beliau menegaskan bahwa kegiatan ini merupakan wujud nyata implementasi Tridharma Perguruan Tinggi, khususnya dalam bidang pengabdian kepada masyarakat. Ia berharap pelatihan ini dapat memberikan bekal keterampilan praktis dan mendorong motivasi peserta untuk mengembangkan potensi diri serta meningkatkan ekonomi. Lebih lanjut beliau menegaskan, kegiatan semacam ini menjadi jembatan antara institusi pendidikan tinggi dan masyarakat dalam menyentuh kebutuhan nyata serta memberdayakan komunitas melalui pendekatan aplikatif.
Sambutan berikutnya disampaikan oleh Bapak Wawa Santoso, SE, MM, selaku Koordinator Pelayanan pada Dewan Paroki Harian Taman Galaxi dan Ketua Tim GUYUB, serta Bapak Eko Suharno, Ketua Seksi Pelayanan Sosial Ekonomi Paroki Taman Galaxi. Keduanya menyampaikan apresiasi atas kolaborasi antara pihak kampus dan komunitas Sanbarto yang dinilai sangat bermanfaat dalam membekali umat dengan keterampilan praktis, memperluas wawasan usaha, serta selaras dengan semangat pelayanan gereja untuk mendorong pemberdayaan umat secara nyata dan berkelanjutan.
Pelatihan diawali dengan pengenalan bahan dan alat dapur, mencakup fungsi, cara penggunaan, serta standar kebersihan dan penanganan bahan. Sesi ini dipandu oleh Chef Chairul Salim, M.Par. dan Chef Pramudito, M.Pd., dosen Program Studi D4 Pengelolaan Perhotelan Institut Pariwisata Trisakti.
Selanjutnya, peserta mengikuti sesi praktik pembuatan kue yang terbagi dalam dua laboratorium. Pada Laboratorium Pastry Lantai 1, peserta bersama Chef Pramudito, M.Pd. mempelajari proses pembuatan travel pound cake, Black Forest, dan choux, mulai dari penyiapan bahan, pengolahan adonan, hingga teknik pemanggangan dan penyelesaian produk.
Sementara itu, di Laboratorium Pastry Lantai 2, peserta dibimbing oleh Chef Chairul Salim, M.Par. dalam pembuatan bomboloni, bolu kukus ketan hitam lumer keju, dan brownies. Seluruh sesi berlangsung secara sistematis dan edukatif, dengan pendampingan teknis dari mahasiswa sebagai bagian dari penguatan pengalaman belajar berbasis praktik.
Setelah sesi praktik, pelatihan dilanjutkan dengan pemaparan materi pengemasan produk yang disampaikan oleh Fifi Nofiyanti, M.Pd., M.Par. dan Santi Maudiarti, M.Pd., dosen dari Program Studi Pengelolaan Perhotelan. Peserta dikenalkan pada berbagai jenis kemasan makanan serta strategi memilih desain kemasan yang tepat, menarik, dan sesuai dengan karakter produk, guna meningkatkan nilai jual dan daya saing di pasar.
Salah satu peserta, Ibu Puspita Juwita dari komunitas Sanbarto, menyampaikan kesan positifnya atas pelatihan ini. “Saya senang sekali bisa ikut, karena bisa belajar teknik dari chef langsung dan jadi makin percaya diri untuk jualan ke depan,” ungkapnya.
Seluruh rangkaian kegiatan ditutup oleh Dr. Devita Gantina, SST.Par., M.Par., selaku Kepala Pusat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Institut Pariwisata Trisakti. Dalam penutupannya, beliau menekankan bahwa pelatihan ini tidak hanya memberikan keterampilan teknis, tetapi juga menumbuhkan semangat kewirausahaan kuliner yang berbasis keterampilan rumahan. Ia berharap kegiatan serupa dapat terus digelar secara berkelanjutan guna memperkuat pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan pendidikan vokasi yang aplikatif dan berdampak langsung.
Melalui kegiatan ini, Institut Pariwisata Trisakti dan Trisakti School of Management menunjukkan komitmennya dalam menjalankan peran aktif sebagai institusi pendidikan tinggi yang peduli terhadap pengembangan kapasitas masyarakat, khususnya dalam mendorong keterampilan usaha kuliner berbasis potensi lokal yang relevan dengan kebutuhan zaman.
