Mahasiswa Program Studi Bisnis Digital Institut Pariwisata Trisakti sukses terapkan digitalisasi pemasaran Tiga Desa Wisata di wilayah Jabodetabek.

Mahasiswa Program Studi Bisnis Digital Institut Pariwisata Trisakti membuktikan kapasitasnya sebagai motor penggerak transformasi digital sektor pariwisata. Melalui mata kuliah Konten Kreasi Pariwisata dan Sertifikasi Tik Tok Ad Manager untuk Desa Wisata, mahasiswa terlibat langsung dalam proyek kampanye pemasaran digital tiga desa wisata di wilayah Jabodetabek: Desa Wisata Pulau Untung Jawa di Kepulauan Seribu, Desa Wisata Pecinan Glodok di Jakarta Barat, dan Kampung Ekowisata Keranggan di Tangerang Selatan, Banten termasuk observasi untuk sebuah desa wisata di wilayah Jakarta Timur.

Kegiatan ini merupakan implementasi dari model pembelajaran project-based learning yang mengedepankan pengalaman nyata sebagai bagian dari proses pembelajaran mahasiswa. Tidak hanya menjadi bagian dari kurikulum, proyek ini juga dirancang untuk menjawab kebutuhan riil masyarakat desa wisata akan transformasi digital yang inklusif dan berdampak.

Mahasiswa diberi tanggung jawab penuh untuk merancang strategi pemasaran digital, membangun identitas merek desa, mengelola media sosial secara profesional, serta menciptakan konten kreatif yang disesuaikan dengan karakter dan potensi lokal masing-masing desa wisata. Mereka juga terlibat aktif dalam komunikasi dengan mitra lokal seperti pengelola desa wisata, UMKM dan komunitas budaya.

Di Desa Wisata Pecinan Glodok, dengan pendekatan yang autentik dan strategi konten yang kuat, tim mahasiswa berhasil memperoleh kepercayaan dari pengelola  untuk ikut mengelola program-program digital dalam rangka ulang tahun ke-498 Kota Jakarta. Salah satu konten video yang mereka produksi berhasil meraih lebih dari 60.000 views secara organik, menjadikan mereka sebagai tim muda yang diperhitungkan dalam ekosistem digital pariwisata kota.

Tak kalah menarik, kampanye digital untuk Desa Wisata Pulau Untung Jawa juga berhasil menciptakan dampak positif. Konten visual yang menyoroti pengalaman wisata Bahari, kekayaan ekosistem laut, dan wahana pariwisata berhasil menarik lebih dari 11.000 views, juga dengan organik. Interaksi yang tercipta antara akun resmi desa dengan wisatawan dan warganet menunjukkan keberhasilan pendekatan yang tidak hanya informatif, namun juga membangun hubungan emosional antara destinasi dan audiens digital.

Proses kerja sama dengan ketiga desa wisata tersebut saat ini tengah diformalkan melalui penandatanganan MoU dan MoA antara pihak desa dengan kampus. Hal ini memperkuat posisi kampus sebagai mitra strategis dalam pengembangan desa wisata berbasis digital dan berkelanjutan.

Lebih jauh, proyek ini menjadi contoh nyata penerapan pendekatan pentahelix dalam pengembangan pariwisata: sinergi antara akademisi, pemerintah, pelaku usaha, komunitas, dan media digital. Kampus berperan sebagai simpul inovasi (knowledge hub) yang menghubungkan mahasiswa dengan desa wisata sebagai mitra komunitas, sekaligus menghadirkan output konkret yang dapat digunakan oleh pemerintah dan pelaku usaha lokal. Mahasiswa, sebagai representasi kalangan akademik dan generasi muda digital, menjadi agen perubahan yang menjembatani kebutuhan lokal dengan pendekatan teknologi global.

Menurut Kepala Program Studi Bisnis Digital Institut Pariwisata Trisakti, Ariawan Aryapranata S.Kom., M.T.I “Proyek ini tidak hanya experiential learning, namun juga melatih mahasiswa untuk berpikir strategis dan kreatif, serta membangun empati, kepemimpinan, dan keterampilan kolaborasi lintas sektor”. Ia menambahkan bahwa capaian ini menjadi indikator bahwa pendekatan experiential learning dapat berjalan optimal bila didukung dengan kurikulum kontekstual dan keterlibatan aktif dari masyarakat mitra.

Keberhasilan ini menjadi langkah nyata kampus dalam membangun ekosistem pendidikan tinggi yang selaras dengan kebutuhan industri pariwisata masa depan. Kampus bukan hanya mencetak lulusan yang siap kerja, tetapi juga melahirkan pemimpin muda yang mampu membawa perubahan, baik di ranah digital maupun sosial.

Dengan semakin kuatnya posisi kampus sebagai pusat unggulan digitalisasi pariwisata, diharapkan model pembelajaran seperti ini dapat terus direplikasi dan diperluas, demi mewujudkan desa-desa wisata Indonesia yang berdaya saing di era digital.

Visited 32 times, 1 visit(s) today
Facebook
Twitter
LinkedIn
WhatsApp
Pinterest

Leave a Reply